Pojok Apa Ini?


Apa yang ada di kepala waktu bangun pagi di hari Sabtu? Sebagian mungkin mengulet badan dan tergeletak di kasur sampai siang, sebagian akan enggan mandi kalau nggak ada janji dan sebagian lagi memikirkan Sabtu malam kali ini akan dihabiskan seperti apa dan bersama siapa. Sebagian Sabtu terkadang berupa awal perayaan kemerdekaan dari hari-hari yang riuh. Nyatanya secara utuh, Sabtu selalu ditunggu-tunggu, namun tanpa disadari lahir sabtu-sabtu lain yang tumbuh menjadi keseharian dan berlalu tanpa permisi dalam kepala.

Sabtu seperti makanan penutup yang datangnya di akhir. Porsinya selalu sedikit dan rasanya manis. Terkadang makanan penutup yang disajikan disukai dan tidak. Tergantung selera dan lidah masing-masing. Seperti sabtu yang datang dengan berbagai rasa dan kegelisahan.

Sabtu mungkin butuh semacam pojok untuk singgah dan bertemu, bertukar pandang perihal apapun, tentang keseharian yang terlewat kecil ataupun besar. Mengutuhkan sebagian-sebagian Sabtu yang tersesat, yang merenung, yang mengerti, yang lantang, yang berbuat, yang lain-lainnya. Mungkin, membiarkan Sabtu meracau adalah bentuk perayaan paling baik supaya mereka tidak lahir dan tumbuh dengan bisu. Menjadi keseharian yang menyenangkan setidaknya bagi diri sendiri.

Saturday Corner adalah pojok Sabtu jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia dan ini adalah kesimpulan paling pemalas yang pernah ada. Ya, kira-kira begitulah. Pojok ini lahir dari dua isi kepala yang selalu bersembunyi di kesehariannya. Pada akhirnya membuat pojok ini sebagai tempat bertemu setiap hari Sabtu. Dua isi kepala sedang belajar menulis dan tumbuh yang bisa ditemui di 1. racauan random, 2. semacam obrolan dengan siapa saja yang mau berbagi cerita, 3. ulasan (buku, film, musik), 4. dan lain-lain yang akan tumbuh jika diniatkan.

Selamat datang di Saturday Corner! (selamat bertemu dengan diri sendiri)