Petronela Putri: Menulis Adalah Kebutuhan
03.16
Perempuan kelahiran tahun 1993 asal Padang yang
sekarang tinggal di Jakarta ini menyukai menulis ketika SMP hingga sekarang. Di
usia yang masih muda, tulisannya telah banyak diterbitkan dalam sebuah novel
mau pun antologi. Tahun ini, ia menulis buku bersama dua penulis lainnya,
Cherry Zhang dan Pia Devina berjudul ‘Januari: Flashback’ yang menyuguhkan
cerita Drama-Thriller. Ia memang
senang menulis cerita yang bergenre thriller,
namun ia memilih profesi sebagai pekerja media yang menulis artikel di salah
satu media anak di Jakarta, jauh berbeda dari tulisan-tulisan dia sebelumnya.
Yuk, simak obrolan Zahra bersama Petronela Putri berikut ini.
Halo, Putri, bisa perkenalan dulu siapa Putri kepada
pembaca Saturday Corner dan kegiatan Putri akhir-akhir ini?
Halo, juga. Kalau ditanya aku siapa, jawabannya bisa
beragam sebenarnya. Kadang aku penulis, kadang aku pekerja media, kadang aku
juga blogger. Tapi secara garis besar aku akan menjawab aku seorang media worker,
sebab kesibukanku akhir-akhir ini memang bekerja untuk sebuah media online.
Apa sih makna passion
bagi Putri?
Passion itu penyemangat hidup. Ketika kita melakukan
sesuatu yang sesuai passion kita, rasanya bisa lebih bahagia, walau mungkin
materi yang dihasilkan nggak seberapa.
Berbicara mengenai passion, nih, Putri kadang menjadi seorang penulis, pekerja media,
dan blogger. Dari ketiga itu, apa sebenarnya yang menjadi passion Putri?
Seorang penulis pasti menulis, seorang blogger pun
menulis di blognya. Dan di media aku juga menulis artikel. Ketiganya bermuara
di satu titik: menulis. Itu passionku.
Bagaimana awalnya Putri menyukai menulis?
Wah, ini agak panjang ceritanya. Awalnya ketika SMP,
aku punya teman yang suka sekali menulis. Waktu itu dia sering menulis cerpen
di bindernya, lalu menunjukkan pada teman-teman yang lain dan meminta pendapat
kami mengenai tulisannya. Lalu, aku tertarik dengan cara menulis fiksi,
terutama cerpen. Aku mulai membaca buku kumpulan cerpen di taman bacaan depan
sekolah, membeli beberapa novel juga. Lama-kelamaan, aku mulai menulis cerpenku
sendiri. Selepas SMA aku bergabung dengan Nulisbuku Club dan sempat
berinteraksi dengan teman-teman baru yang memiliki passion sama. Sejak itu, aku
mulai rajin ikut project, lalu masuk ke komunitas buku juga.
Bahkan sampai sekarang Putri terus menulis, ya. Putri
saat ini bekerja menulis artikel di media online apa?
Yap, masih, dong. Aku bekerja untuk sebuah media
anak, namanya BERANI. Bisa cek webnya di www.berani.id.
Nah! Putri ini menulis beberapa novel, salah duanya berjudul
Lovefool dan Love You Even More dengan genrenya romance-thriller, kemudian Putri
beralih untuk menulis artikel di media anak “Berani”, mengapa Putri memilih
menulis artikel di media anak yang tentu sangat berbeda dari tulisan-tulisan Putri
sebelumnya?
Sebab segala sesuatu yang baru harus dicoba. Fiksi
dan artikel adalah dua hal yang berbeda. Aku mencoba menulis artikel awal tahun
2015 ini, kemudian baru benar-benar rutin menuliskannya semenjak gabung dengan
BERANI. Awalnya agak susah, tapi lama-kelamaan jadi terbiasa. Walau keduanya
adalah hal yang berbeda jauh, tapi aku selalu ingin mencoba belajar sesuatu
yang baru dan sekaligus menambah ilmu.
Bekerja di media anak, apakah pembacanya dikhususkan
untuk anak-anak saja?
Tidak hanya anak-anak, tapi juga orangtua dan guru.
Sebab, beberapa anak juga pernah bercerita bahwa tulisan yang kami buat sempat
digunakan guru mereka sebagai bahan pembelajaran di sekolah. Karena kami
mengutamakan edukasi, jadi masih relevan untuk dibaca orangtua dan pendidik di
sekolah-sekolah juga.
Wah! Menarik, ya! Di media anak "Berani", Putri
spesialisnya menulis artikel tema apa?
Aku biasanya tips. Kalau mau dijabarkan lagi, ada
banyak sebenarnya. Tips bisa tentang diri si anak sendiri, tentang bagaimana
mereka menghadapi teman dan guru, bagaimana mereka berkreasi, bagaimana mereka
belajar, bermain, dan sebagainya.
Putri biasanya menulis artikel dalam seminggu sekali
atau setiap hari?
Dulunya seminggu dua kali, tapi sekarang artikelnya
akan diperbanyak, dan rencananya jadi setiap hari.
Menulis artikel setiap hari? Wah! Adakah ritual
yang dilakukan Putri untuk menggali ide dalam menulis?
Banyak baca tulisan sejenis. Cara klasik tapi ampuh.
Kadang justru ide datang setelah membaca tulisan orang. Maka ada yang bilang,
seseorang tidak bisa jadi penulis jika tidak suka membaca. Sebab tulisannya
akan dangkal, karena dia tidak membaca referensi lain.
Cara kedua adalah menyimak tren. Apa yang sedang
berlangsung, atau apa yang disuka anak-anak. Misalnya, ketika ada perayaan
Natal, aku menulis tentang bagaimana trik membungkus kado Natal yang lucu. Biasanya
anak-anak senang membaca artikel yang mengajarkan mereka untuk kreatif. Salah
satunya adalah bagaimana menyulap barang bekas menjadi karya yang baru.
Adakah tokoh yang menginspirasi Putri untuk terus
menulis?
Remy Sylado dan Sekar Ayu Asmara. Sebenarnya ada
banyak penulis yang karyanya aku baca kemudian aku sukai. Tapi jika ditanya
soal inspirasi, suatu hari aku ingin punya tulisan sematang tulisan mereka
berdua.
Seberapa besar pengaruh tokoh tersebut bagi Putri
dalam menulis?
Mereka membuatku ingin terus menulis. Sebenernya
cita-cita sederhanaku sudah kesampaian, ingin punya buku yang terbit di major
publishers, di bawah naungan Kompas-Gramedia Group --salah satu penerbit besar
negeri ini. Sudah aku lakukan, dan di beberapa titik tertentu aku merasa
impianku sudah selesai, sudah tercapai. Tapi tiap kali membaca karya mereka,
aku merasa harus menuliskan kisah baru lagi, yang lebih matang lagi, yang
risetnya lebih dalam lagi. Dan lagi. Mereka membuatku terus menulis.
Selain menulis artikel di media anak, apakah Putri
ada keinginan untuk menulis buku dengan genre romance-thriller lagi atau
mungkin genre lain?
Iya. Masih. Aku ingin menulis fiksi yang genrenya
kombinasi crime-thriller-sedikit romance. Kalau genre selain itu masih belum
kepikiran. Aku suka mencoba hal baru, itu benar. Tapi, aku tidak mau memaksakan
menulis sesuatu yang tidak aku minati, misalnya di sini: genre fantasi.
Adakah project menulis yang tengah dilakukan Putri
terlepas dari rutinitas menulis artikel di media anak?
Aku sekarang menulis di wattpad, mengisi waktu luang
di akhir pekan, sekaligus melatih diri agar tidak lupa bagaimana caranya
menulis fiksi. Sekarang aku sedang menulis novel bersama 2 orang temanku.
Tulisannya bisa dibaca di wattpad.com/user/tigapenulis dan tulisannya pun masih
berlangsung.
Awalnya menulis adalah kesenangan, setelah itu
menjadi pekerjaan yang menuntut Putri untuk terus menulis, apakah ada sesuatu
yang berbeda yang dirasakan ketika tulisan Putri menghasilkan uang?
Ketika tulisan menghasilkan uang, ya anggap aja itu
bonusnya, tapi ketika kita menulis untuk uang, kita harus meninggalkan
idealisme sendiri demi mengikuti apa maunya pasar, apa maunya penerbit. Aku
selalu berusaha menjadi seperti poin pertama. Menjadi penulis yang menghasilkan
uang, bukan menulis untuk uang. Apalagi fiksi.
Kalau lagi nggak menulis, apa yang Putri lakukan?
apa ada hobi lain selain menulis?
Kalau nggak nulis, aku biasanya jalan-jalan. Nggak
harus ke luar kota atau ke luar negeri. Kalau ada waktu, ya ke luar dulu dari
Jakarta. Kalau nggak, biasanya minimal keluar rumah, melihat hal-hal baru.
Melihat orang-orang berinteraksi. Menyimak percakapan mereka diam-diam kadang
juga bisa memberikan ide baru.
Oh, ya, sebentar lagi memasuki tahun yang baru,
sebagai penulis yang tentunya harus suka membaca, di tahun 2015 ini, berapa
buku yang sudah Putri baca?
Kalau buku yang aku tandai (dan ada) di Goodreads
sekitar 55 buku. Tapi sebenarnya masih ada lagi, cuma nggak aku hitung ada
berapa, haha. Sebab di Goodreads nggak semua buku ada, terlebih non fiksi atau
buku lama, sedangkan challengeku di sana. Jadi yang terdata ya cuma 55 itu.
Wah gila! banyak juga buku yang udah dibaca Putri.
Putri suka baca buku genre apa? Apakah buku-buku yang sudah dibaca mempengaruhi
gaya menulis Putri?
Kalau genre masih suka thriller. Belakangan aku baca
sejenis prosa-prosa ringan seperti Surat Panjang karya Dewi Kharisma Michellia.
Itu juga aku suka. Cukup berpengaruh sih terhadap tulisanku. Soalnya aku jadi mencoba
menulis prosa juga.
Setiap
hobi atau pun kesenangan, pasti pernah ada titik jenuhnya. Apakah Putri pernah
merasa ada di titik jenuh dalam menulis?
Pernah dong.
Semua hal pernah menemui titik jenuhnya. Bahkan hobi sesekalipun. Tapi bedanya,
kalau itu benar-benar hobi dan passion kita, kita akan selalu kembali 'pulang'
ke sana. Itu bedanya hobi dan keinginan sesaat. Hahaha.
Kalau lagi bosan
dan jenuh, aku dengar musik atau baca buku dulu. Dan sebisa mungkin tidak
menulis fiksi. Sebab apa yg ditulis waktu nggak mood hasilnya bisa nggak
karuan. Beberapa orang menganggap hal ini adalah alibi dari rasa malas, tapi buatku
mood memang berpengaruh besar.
Apa
yang membuat Putri terus menulis?
Kebutuhan. Karena butuh, karena menulis itu sebuah
refreshing kalau buat aku. Jadi ada yang aneh rasanya kalau lama nggak menulis.
Sebagai pekerja media, tentu harus tanggap dong
dengan isu atau fenomena yang sedang banyak dibicarakan orang, menurut Putri,
isu apa yang sedang hangat saat ini?
Hahaha. Isu anak-anak atau dewasa? Sebab itu bisa
berbeda. Apa yang "diributkan" orang dewasa bisa lebih berat daripada
anak-anak.
Kalau anak-anak, hal yang nggak pernah mati adalah games
dan musik. Yang berganti mungkin nama games dan siapa penyanyi yang naik daun,
tapi isu games dan musik biasanya disukai anak-anak. Kalau mau spesifik, Ariana
Grande adalah nama yang sering masuk meja redaksi, anak-anak minta profilnya
diulas.
Ada alasan tertentu mengapa Ariana Grande yang
diminta anak-anak untuk ditulis profilnya?
Karena di usia muda dia sudah begitu bersinar. Atau
suaranya yang konon kabarnya bisa sekian oktaf tingginya. Dia termasuk penyanyi
muda yang agak 'berbeda' dari penyanyi seusianya. Mungkin ini menarik bagi anak-anak
SD sampai SMP.
Oh ya, lanjut tentang menulis, bagaimana pendapat Putri
tentang penulis di Indonesia?
Secara garis besar sebenarnya profesi penulis bukan
sesuatu yang wow di Indonesia. Tapi cukup menggembirakan ketika aku tahu banyak
anak muda yang ingin jadi penulis. Kurang wow karena sebenarnya minat baca di
negara kita nggak setinggi negara tetangga dan negara lain. Pernah aku baca
survey yang menyebutkan bahwa minat anak-anak Indonesia 95% masih nonton.
Anak-anak suka yang ada gambar, bergerak, dan bisa dilihat, ketimbang membaca
yang notabene isinya tulisan (kecuali komik dan cergam, ya). Nah, dengan minat
baca yang seperti itu, otomatis berpengaruh kepada profesi sebagai penulis.
Beberapa bulan belakangan seorang teman yang buka usaha di bidang penerbitan
bilang, pasar buku lagi lesu. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, masuk akal. Jadi,
yang harus ditanamkan ke generasi muda ya, minat bacanya dulu. Ketika orang
suka baca, dia pasti tergelitik untuk menulis.
Benar juga, ya. Tahun ini memang aku juga nggak menemukan
banyak penulis baru, atau aku yang kudet. Justru banyak buku dari
penulis-penulis senior yang diterbitkan kembali karena banyaknya permintaan
pasar.
Yap. Karena para senior itu mempertahankan kualitas tulisan
mereka. Aku juga sekarang mulai rutin baca sastra, pengin nambah ilmu dan
bacaan baru.
Kalau ngomong produktif, dari sisi mana dulu? Kalau
dari sisi menerbitkan karya aku sudah nggak produktif. Kalau ditanya masih
menulis, aku masih. Hanya saja, aku sekarang banyak pertimbangan sebelum
mengirimkan sesuatu ke penerbit, sebab ya, takut masih belum matang, atau
sejenisnya. Semakin banyak kita membaca buku lain, semakin banyak kita tahu,
akan semakin banyak juga 'ketakutan' yang kita alami.
Sebelum menutup obrolan bersama Putri, bagi Putri,
hari sabtu itu seperti apa? Apa yang biasanya Putri lakukan di hari Sabtu?
Hari sabtu itu mungkin bisa dibilang hari yang
paling berwarna dalam seminggu. Setelah beraktivitas seminggu penuh, sabtu
biasanya hari refreshing. Baik untuk istirahat badan, pikiran, dan cari hiburan.
Hahaha. I love Saturday. Yang biasa aku lakukan, keluar. Kadang ke toko buku,
kadang ke kedai kopi, kadang belanja sama teman.
Sebagai seorang
penulis yang tertarik dengan cerita-cerita berbau thriller/misteri tak membuat
Petronela Putri membatasi diri untuk menulis genre itu saja, ia senang menulis
sesuatu yang baru. Tidak hanya menulis, ia pun banyak membaca buku untuk
menambah kualitas tulisannya, sebab baginya semakin banyak membaca buku, akan
semakin banyak mengoreksi tulisan sendiri untuk menjadi tulisan yang lebih
matang lagi seperti kedua tokoh inspirasinya yaitu Remy Sylado dan Sekar Ayu
Asmara.
Semoga Putri terus produktif menulis dan karyanya
semakin matang, ya!
Salam,
Zahra.
(Sumber Foto: Dokumen Pribadi Putri)
0 Komentar