Reply 1988 dan Mimpi Dadakan Menjadi Sutradara

11.41


Dua bulanan ini saya lagi mengikuti drama Korea, judulnya Reply 1988. Jadi drama ini sebenarnya berseri, sebelumnya sudah ada Reply 1997 dan Reply 1994. Semakin lama semakin jadul. Saya nggak mengikuti dua seri sebelumnya itu karena memang ceritanya nggak ada keterkaitan satu sama lain. Jadi nggak masalah. Garis besar di tiap serinya adalah bercerita tentang keluarga dan cinta, kita akan siap-siap dibuat terharu dengan kisah orang-orang jaman 80 dan 90-an di lingkungan tempat tinggal itu serta akan dibuat migrain oleh sang penulis untuk menebak siapa yang akan menjadi suami pemeran utama wanitanya. Nah, yang ingin saya ceritakan sebenarnya adalah dari keseluruhan Reply series sepertinya Reply 1988 adalah yang terbaik dan paling ramai dibicarakan. Sebagian besar Netizen sepakat kalau Reply 1988 ini nggak ada kekurangan sama sekali, mulai dari plot, jokes yang membuat ngakak, pesan moral, hingga chemistry para pemainnya. Semingguan ini saya sempat punya pikiran agak nggak waras sebenarnya, saya kepingin jadi sutradara. Iya, sutradara. Sutradara yang punya model penyutradaraan yang sama seperti Reply 1988. Asli, bapak sutradara Reply 1988 keren banget. Sampai susah dijelaskan dengan kata-kata dan saya ingin menirunya (literally, benar-benar meniru).

Dari Reply 1988 yang hari ini akan tamat. Saya menuliskan sebuah catatan awal dari mimpi saya menjadi seorang sutradara. Masih merasa aneh sih, tapi saya bukan sepenuhnya bercita-cita jadi sutradara. Saya kepingin, nanti, suatu saat nanti, entah kapanlah itu, ingin menyutradarai satu saja film pendek. Setelah itu, sudah. Keinginan saya nggak muluk-muluk, saya kepingin membuat sebuah film pendek yang ceritanya saya adaptasi dari Reply 1988 namun ala Indonesia. Saya sudah menulis beberapa catatan sih mulai dari episode pertama, bagaimana si sutradara dengan epik nya menggambarkan tiap karakter dengan kuat, alur-alur flashback cerita, di bagian mana saya bisa memasukkan kebudayaan Indonesia, dan lain sebagainya. Film pendek ‘impian’ saya ini nggak perlulah masuk festival atau ditonton banyak orang, saya kepingin filmnya masuk Local Disk D saja dan menontonnya sendiri setiap hari haha.


Ohiya, ada catatan lagi sebenarnya. Saya pernah menonton sebuah film berjudul Scandal Maker. Cerita bergenre komedi namun di beberapa bagian mampu membuat saya meneteskan airmata. Bagi penikmat drama maupun film Korea, nama dan wajah Cha Tae Hyun mungkin tidak asing lagi. Aktor tua yang tidak ganteng namun sukses membuat tertawa walau cuma melihat wajahnya saja ini berperan sebagai Nam Hyun Soo, seorang penyiar radio tampan, mapan dan juga mempunyai album solo. Namun ia tidak sadar, bahwa saat sekolah dulu ia pernah menghamili pacarnya. Pada saat sedang siaran, ia menerima telepon dari seorang wanita berumur 22 tahun bernama Huang Jung Nam, yang kemudian bercerita tentang keinginan untuk bertemu ayah kandungnya. Nam Hyun Soo pun memberikan saran agar ia mencari ayahnya. Tapi siapa sangka, ternyata ayah kandung yang sedang dicari Huang Jung Nam adalah Nam Hyun Soo sendiri dan mengejutkannya, Huang Jung Nam sudah mempunyai anak berusia 7 tahun.


Pada awal cerita, tidak ada tanda-tanda bahwa Huang Jung Nam memiliki mimpi sebagai seorang penyanyi, namun mendekati akhir cerita, penonton malah diarahkan kepada usaha Huang Jung Nam meraih mimpi itu. Agak membuat bingung sebenarnya. Nah, dari film ini saya menemukan sebuah catatan baru bahwa nanti kalau saya kesampaian membuat film, saya nggak boleh lupa menyelipkan sekecil apapun hal terhadap seorang tokoh mengenai mimpi dan tujuannya. Kalau di dalam cerita Scandal Maker ini, bisa saja kan sang sutradara memunculkan scene sesederhana Huang Jung Nam sering bernyanyi di kamar mandi mengingat ketika ia dan anaknya tinggal di rumah Nam Hyun Soo, mereka jadi sering berebut kamar mandi.

Seperti Reply 1988 yang sudah saya sebutkan bahwa tiap karakter melekat kuat di pikiran penonton, karena mereka memiliki hal sesimpel gimmick yang menunjukkan mimpi dan kepribadian mereka. Contohnya bagaimana? Tonton saja sendiri ya teman-teman! Karena niat saya memang ingin meracuni kalian dengan kegirangan saya saat ini dengan Reply 1988 dan mimpi dadakan saya menjadi sutradara. Hahaha.

Selamat hari Sabtu!

Salam,

Yola.

(Sumber Foto: Soompi)

You Might Also Like

0 Komentar