Kuil Cukil: Menikmati Hidup Dengan Seni Woodcut
09.56
Bagi
Kuil Cukil, seni tak terlepas dari rutinitas hariannya. Di tengah kesibukannya
mempersiapkan acara Pena Hitam Sebar Serang Tour chapter Tangerang yang akan diadakan pada tanggal 10 Desember
nanti, Kuil Cukil ingin berbagi cerita tentang hobinya dalam seni grafis cukil
kayu atau juga dikenal dengan istilah Woodcut.
Kuil Cukil menggeluti seni grafis Woodcut
pada tahun 2012 dan memulai mencukil dengan ilmu yang dicuri dari temannya. Yuk,
simak obrolan Zahra bersama pria bernama
asli Yoni Lingga si Kuil Cukil berikut ini.
Halo Kuil Cukil, apa sih seni grafis Woodcut itu?
Woodcut merupakan bagian
dari cabang seni secara global yang biasa disebut seni grafis, dalam
perkembangannya seni grafis dalam rentang tahun 1600-1900an sesungguhnya sudah
muncul dalam wujud ilustrasi dengan teknik Litografi, Eksa, Cukil kayu/Lino.
Seni cukil kayu atau Woodcut pada
dasarnya lebih menggunakan papan kayu sebagai media gambar yang nantinya akan
dicukil/dipahat pada permukaan yang telah digambari suatu imaji atau tulisan.
Ceritain, dong awal ketertarikan Kuil Cukil dengan
seni Woodcut?
Saya
percaya setiap kehidupan itu saling berhubungan antara orang satu ke orang yang
lain, saya tertarik dengan Woodcut
seperti "pandangan pertama" saya menemukan pola-pola yang sulit
diikuti orang lain, pola-pola arsir yang hidup. Saya menamakannya pola garis
purba, karena Woodcut adalah seni
grafis cetak yang cukup langka dan berumur.
Penasaran, nih, ada apa di balik nama Kuil Cukil?
Nama
Kuil Cukil itu awalnya adalah pemberian dari teman, karena waktu saya diundang
di beberapa event dan belum punya nama. Waktu banyaknya tawaran untuk workshop, teman saya mengusulkan saya
harus punya brand/nama agar bisa
diingat oleh teman-teman yang mengikuti workshop dan akhirnya nama Kuil Cukil
saya pakai sampai sekarang. Kuil cukil merupakan edukatif mandiri yang ingin
berbagi keterampilan mencukil kepada teman-teman yang mempunyai kemauan untuk
belajar bersama, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa bentuk kemandirian apa
pun harus memiliki basic ekonomi yang dapat menopang si pengajarnya. Kuil Cukil
berharap bahwa workshop/sharing skills
dapat terus berkesinambungan di dalam kegiatan teman-teman dan membuka wawasan
pengetahuan baru tentang seni grafis agar lebih populer tentunya. Kuil Cukil
bukan ajang pameran keterampilan, melainkan mengutamakan pertemanan dengan
terus berkarya, berbagi, dan bersenang-senang.
Mengapa Kuil Cukil memilih berkecimpung dalam seni,
bukan bidang lainnya?
Seni
itu adalah sentuhan nurani, setiap manusia mempunyai akal dan perasaan, nurani
mempunyai kepekaan dalam mengimajinasikan bentuk, warna dan suara. Seni membuat
saya berpikir lebih ke depan, seni membuat saya berkecukupan, dan seni memberi
saya pengetahuan baru untuk menikmati hidup dengan cara yang beda. Bagi saya, bukan
berkeharusan dalam seni, saya lebih menyukai “suka seni dan saya melakukannya”.
Apa kesulitan yang
paling sering dialami Kuil Cukil dalam teknik Woodcut?
Kesulitan
dalam mencukil biasa tergantung sama desain, kalau itu gambar yang berbelok
terkadang sulit karena harus bisa menyesuaikan batasan cukilan agar tak memakan
garis yang ada.
Bagaimana pengalaman
pertama Kuil Cukil mengisi Workshop Woodcut?
Pengalaman
pertama workshop saya itu awalnya di event Food Not Bombs Tangerang dan itu free. Antusias pesertanya lumayan banyak
sekitar 10 orang, karena baru pertama kali workshop,
sempat bigung sih mau ngajarin Woodcut
seperti apa, tapi dari kegiatan itu saya akhirnya terus belajar ke arah konsep workshop yang lebih matang, dari
mempersiapkan kebutuhan alat-alat workshop dan proses cetak-mencetak.
Oh, ya, selama bergelut dalam seni grafis Woodcut, apa saja yang sudah Kuil Cukil
dapatkan?
Saya
bertemu beberapa teman yang saya anggap ahli di bidangnya dan itu menambah
relasi pertemanan dalam ruang kreatifitas baru, kemudian saya mendapatkan
pelajaran dari mereka bahwa seni dapat mencukupi kehidupan, mereka survive dari seni sampai sekarang. Kalau
pun Kuil Cukil diundang untuk workshop/sharing
skills dan dibayar itu saya anggap sebagai rezeki lebih dari Tuhan untuk
saya. Selain itu, Kuil Cukil juga sudah memproduksi totebag, pouch, patch, t-shirt, postcard, dan artprint.
Dalam berkarya, siapa yang selalu menginspirasi
karya-karya mu?
Saya
tidak terinspirasi dari siapa pun, karena yang saya tahu tidak ada di dunia ini
karya seni yang benar-benar murni ciptaan manusia. Saya hanya tahu caranya
mencukil dan mencukil, itu aja sih.
Untuk menutup obrolan kali ini bersama Kuil Cukil,
bagi Kuil Cukil, hari Sabtu itu seperti apa?
Hari
Sabtu adalah hari untuk diri sendiri, menyibukkan pikiran dengan bermain atau
pun bermalas-malasan seharian. Bagi saya, Sabtu adalah hari untuk membunuh sepi
dengan menyibukkan diri menggambar atau berfantasi hingga ejakulasi. Selamat
menuju Sabtu, sampai bertemu. Namaste,
Saturday Corner.
If you love something, just do it. Do it yourself. Itulah
yang terbesit dalam pikiran saya ketika mengakhiri obrolan bersama Kuil Cukil. Jangan
ragu melakukan apa yang kamu suka, entah itu dalam bidang apa pun. Dalam buku
Austin Kleon dengan judul Steal Like An Artist, saya mengamini bahwa setiap
hari ada sesuatu yang menarik untuk bisa dicuri, menjadikannya sebuah karya,
dan membagi hasil curian kepada orang-orang. Jangan pernah lupa untuk berkarya
setiap hari setidaknya untuk diri kita sendiri.
Buat teman-teman yang ingin tahu lebih lanjut tentang kegiatan Kuil Cukil atau kalian
yang ingin belajar Woodcut,
silakan intip dan sapa di instagramnya @kuilcukil.
Salam,
Zahra.
Zahra.
(Sumber Foto: Dokumen Pribadi Kuil Cukil)
0 Komentar