Muhammad Sabiq : Stand Up Comedy Itu Semacam Candu
11.21
Bagi Muhammad
Sabiq, selain menulis, Stand Up Comedy adalah salah satu modal yang ia miliki
untuk menjalin hubungan sosial. Dengan kepiawaian dalam berbicara, ia mampu
menyihir orang-orang untuk tertawa. Namun, tak jarang juga gagal lucu. Kesenangannya
membuat orang-orang tertawa di panggung Stand Up Comedy, membawanya berhasil
mengantongi banyak prestasi. Bahkan baru-baru ini menyabet Golden Tiket audisi
SUCI 6 2016 Kompas TV. Yuk, simak obrolan Zahra bersama pria yang akrab disapa
dengan Sabeq berikut ini.
Halo,
Sabeq, bisa deskripsikan siapa Sabeq kepada pembaca Saturday Corner dan
kegiatannnya akhir-akhir ini?
Halo, semua! Perkenalkan, saya manusia random! Punya nama lengkap
Muhammad Sabiq. Kebanyakan teman-teman memanggil saya Sabeq atau singkatnya;
Beq. Masih kuliah pascasarjana di salah satu PTN termurah di Kota Malang. Akhir-akhir
ini sibuk mengisi acara Stand Up Comedy di kampus-kampus. Kebetulan gabung
dengan Stand Up Comedy Malang. Selain Stand Up, kesibukan lain, ya, masih
belajar menulis juga sih. Persiapan buat buku ketiga. Kalau kegiatan lainnya,
hmm, nge-post video #TAWAKKAL ke akun Malabar Project. Hehe. Itu aja, deh.
Produktif
sekali, ya. Apa makna passion bagi
Sabeq?
Passion
menurut saya gabungan kenikmatan inderawi, makna
dan perasaan candu. Ini menurut makalah yang pernah saya baca. Kebetulan saya
sepakat. Kadang orang bilang 'Yes! Saya sudah menemukan passion!' tapi,
seminggu atau sebulan kemudian tidak dilakukan lagi. Mungkin seperti itu, jika passion
hanya diartikan sebagai ajang hip-hip hura-hura saja. Bagi saya, passion
itu pilihan buat yang masih bingung atau tidak punya cita-cita. Hehehe, rumit,
ya?
Trus,
dari banyaknya kegiatan Sabeq, apa yang menjadi passion Sabeq sebenarnya?
Secara pribadi, passion saya berbicara/public speaking
(selain ceramah) dan menulis tentunya. Karena cuma dua ini modal yang saya
punya untuk menjalin hubungan sosial. Karena secara akademik, saya tidak bisa
berharap lebih.
Dengan
passion di public speaking, ceritakan dong, bagaimana awalnya Sabeq tertarik
untuk menjadi comic?
Awalnya di awal tahun 2011, pernah nonton video Raditya Dika lagi Stand
Up Comedy terus penasaran, ini pidato jenis apa? Kok banyak orang ketawa? Nah! awal tahun 2012, lupa tepatnya bulan apa,
ketemulah saya dengan Arie Kriting dan Abdur Arsyad. Kebetulan datang ke Asrama
Makassar sambil workshop tipis-tipis tentang Stand Up Comedy. Disitulah
awal mula kenal dengan dunia Stand Up Comedy. Minggu depannya saya cobalah Open
Mic di Komunitas Stand Up Comedy Malang dan alhamdulillah ya, enggak lucu!
Begitulah. Justru karena tidak lucu, saya jadi penasaran. Padahal saya
tergolong orang-orang lucu versi anak tongkrongan. Akhirnya, majulah saya
minggu depan. Coba lagi. Coba lagi. Coba lagi. Sampai setahun, enggak lucu! Baru
deh, dipenghujung tahun 2012, bisa paham Stand Up Comedy itu polanya seperti
apa.
Saat open mic, bagaimana cara Sabeq menghadapi orang banyak yang tentu berbeda-beda
sense of humor-nya, apalagi kalau ternyata tidak lucu?
Kadang-kadang mau bunuh diri atau pura-pura kesurupan di panggung. Sebenarnya
kunci menghadapi penonton apapun jenis dan seleranya adalah jam terbang.
Makanya perbanyak jam terbang. Biasanya yang paling rumit adalah audiens yang
isinya bapak-bapak dan ibu-ibu. Apapun acaranya!
Tips 1, jangan berharap dapat tawa! Minimal applause. Syukur-syukur
ada yang tertawa. Makanya pertebal premis dipesan moral. Tips 2, baca situasi penonton dan konten acaranya. Sesuaikan materi
joke dengan konten acara tersebut. Jika tidak ada materi tentang konten
acaranya, maka kembalilah ke tips 1. Jika masih masih gagal, cobalah pura-pura pingsan di panggung. Itu aja
sih.
Mengapa
Sabeq memilih bergelut di dunia Stand Up Comedy?
Suka aja. Akhirnya jatuh cinta. Hahaha, itulah kenapa ambil S2 di
Malang. Masih butuh belajar juga, sih. Stand Up Comedy itu semacam candu.
Melihat orang lain tertawa rasanya, hmm, gimana ya. Bahagialah pokoknya.
Adakah
sebenarnya poin penting yang menjadi tujuan komika Stand Up Comedy selain
membuat orang-orang tertawa?
Mungkin uang, ya. Melihat sekarang Stand Up Comedy mulai dikomersilkan.
Tapi, memang tidak bisa dipungkiri. Stand Up Comedy pada akhirnya adalah
profesi. Bukan sekadar passion lagi. Ya, harapannya buat semua orang
yang mau jadi comic, tidak salah niat. Karena Stand Up Comedy berangkat
dari kesenangan. Uang hanyalah bonus dari usaha yang istiqamah.
Adakah
ritual yang dilakukan Sabeq jika sedang menggali ide atau brainstorming untuk berkarya?
Hmm, serabutan sih. Kalau lagi malas buat mind map, ya, kadang
ditulis asal-asalan dulu di note handphone atau dibuku catatan. Biasanya
masih berupa catatan berantakan gitu. Menggali ide paling sering menunggunya
lewat. Kebanyakan ketika berbincang dengan kawan, saat perjalanan naik motor,
bahkan ketika lagi di kamar mandi. Jarang sih buat forum general diskusi untuk
gali ide.
Adakah
tokoh yang menginspirasi Sabeq dalam berkarya?
Kalau Stand Up Comedy, ada Pandji Pragiwaksono, Abdur Arsyad, Arie
Kriting dan Jim Carrey. Kalau menulis dan semangat untuk terus berkarya, ada
Bapak saya sendiri, ada Raditya Dika, dan Pandji Pragiwaksono.
Seberapa
besar pengaruh tokoh tersebut bagi Sabeq untuk berkarya?
Kalau dalam Stand Up Comedy, pengaruhnya lebih ke cara berpikir dan
inspirasinya untuk terus berkarya. Kadang iri gitu, melihat mereka bisa
melakukan sesuatu. Masa kita tidak. Itu sih yang jadi pemantik semangatnya.
Selama
bergelut di dunia Stand Up Comedy, apa saja yang sudah Sabeq dapatkan?
Juara 1 Stand Up Comedy Competition MataNajwa on Campus UMM tahun 2013.
Penonton terbanyak pertama, yakni 2000 penonton dan prestasi pertama dalam
karir Stand Up Comedy. Terus menjadi comic pembuka di MataNajwa MetroTV
on Stage Batu, Agustus 2015 lalu. Berkesan karena untuk kedua kalinya terlibat
dengan Mata Najwa. Mendirikan Komunitas Stand Up Comedy Kampus UIN Maliki Malang tahun
2013 dimana anggotanya hingga detik ini masih 2 orang. Tapi senantiasa eksis. Special
perform untuk Komunitas Stand Up Comedy Malang: Pernah menjadi Line Up Campus
Nite 2 Malang April 2014, Iki Loo Malang 2 Agustus 2014, Stand Up Comedy Road
Show Jatim di Banyuwangi September 2014, Stand Up Nite 4 bulan Februari 2015.
Skala Nasional pernah menjadi finalis Street Comedy V September 2015 di
Senayan, Jakarta. Terakhir Golden Ticket audisi SUCI 6 2016 Kompas TV. Doakan
semoga lolos ya! Itu sih yang berkesan.
Wah!
Banyak juga ya. Apa sebenarnya ciri khas Sabeq sebagai comic?
Ciri khas paling dominan ya logat orang Bugis-Makassar. Tepatnya, orang
Makassar yang pesantren di Jawa. Kalau materi biasanya main logika atau
observasi.
Untuk
mengakhiri obrolan panjang kali ini bersama Sabeq, bagi Sabeq, hari Sabtu itu
seperti apa?
Hari Sabtu itu hari bahagia sedunia. Pulih dari rutinitas Senin-Kamis.
Karena menurut saya, hari Jumat adalah pengantar kebahagiaan, hari Sabtu adalah
isi kebahagiaan dan hari Minggu adalah penutup kebahagiaan.
Ketika ditanya tentang comic
yang menjamur di kota Malang, Sabeq merasa senang, namun ia berharap bahwa
orang-orang yang memilih berkecimpung di dunia Stand Up Comedy tidak salah
niat. Bukan sekadar untuk menjadikan panggung Stand Up Comedy sebagai ajang untuk
beradu siapa yang keren atau hanya karena ingin terkenal. Sebab seorang comic yang berhasil membuat orang-orang
tertawa, ada proses kreatif di baliknya. Seperti sosok Sabeq yang telah open mic
di panggung pertamanya, dianggap tidak lucu, bahkan sampai setahun pun tidak
lucu. Semangat dan terus berkarya, ya!
Untuk
teman-teman pembaca Saturday Corner, yang ingin tahu apa saja kegiatan Sabeq
selain dalam Stand Up Comedy, silakan intip dan sapa di instagramnya
@mohammedsabeq.
Salam,
Zahra
(Sumber Foto: Dokumen Pribadi Sabeq)
0 Komentar