Allan Karlsson, Si Ahli Bom Ledak Berumur Satu Abad (Ulasan Buku : The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared)

10.11


The 100-Year-Old Man Who Climbed Out Of The Window And Disappeared merupakan novel yang terbit pada tahun 2009 di Rusia dan sudah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa termasuk Indonesia. Novel ini pun telah difilmkan pada tahun 2014 dengan judul yang sama. Seperempat bagian awal dari novel ini cukup menguji saya karena saya dibuat cukup bosan dengan alur cerita yang sedikit lambat dan detil akan deskripsi. Namun di bagian selanjutnya, Jonas Jonasson nampaknya mulai menyuruh pembaca mengencangkan sabuk pengaman, karena cerita mulai ‘ngebut’ dan membuat saya excited di tiap halamannya.

Novel ini mengajak kita mengikuti petualangan absurd dan sangat nggak masuk akal dari seorang pria berumur 100 tahun bernama Allan Karlsson yang tinggal di sebuah panti jompo di Swedia. Berlatar tahun 2005, awalnya diceritakan pada hari perayaan ulang tahun ke-100 Allan oleh seluruh pengurus panti jompo yang akan dirayakan besar-besaran sampai walikota setempat ikut datang. Semua orang menganggap, kakek berusia 100 tahun pun butuh pesta tapi kebalikannya, justru Allan tidak menginginkan itu semua. Akhirnya dia kabur dari panti jompo tersebut dengan memakai sendal pipis dan bawaan seadanya dengan cara melompat dari jendela. Kok bisa? Bisa saja. Karena memang kita akan dibuat heran dengan hal-hal ajaib dan keberuntungan seorang kakek berusia satu abad ini sepanjang cerita. Kepala Kepolisian Arronson dibuat pusing tujuh keliling mencari Allan, di perjalanannya kabur, tidak ada satu orang pun yang dapat menemukannya. Padahal kalau dipikirkan, untuk seorang berusia 100 tahun pasti jalannya lambat dan keputusan yang dia ambil dalam perjalanannya pun pasti memakan waktu tidak sebentar. Memang benar, Allan kabur dengan santainya. Seperti ketika di awal perjalanan kabur, ia terlibat dengan salah satu anggota geng penjahat Never Again yang membawa koper berisi uang 50 juta krona dan membunuhnya secara tidak sengaja. Dari sinilah petualangan Allan, si penggila vodka ini dimulai.

Jonas Jonasson menyinggungkan cerita petualangan Allan di masa mudanya (tahun 1900-an) dan masa sekarang dengan gaya sarkasme berbumbu jokes-jokes absurd (kadang mengandung unsur kekerasan yang malah jadi lucu). Allan muda merupakan seorang ahli membuat bom ledak yang berjiwa petualang, pintar, sarkas, dan tidak acuh terhadap politik. Namun, seluruh petualangan yang dialaminya nggak jauh-jauh dari itu. Ia bertemu dengan presiden Amerika Harry Truman, diktator Rusia Stalin, pemimpin Tiongkok Mao Tse-tung, dan sejumlah tokoh dunia lainnya pada masa itu. Banyak yang mengatakan bahwa kisah Allan mirip dengan kisah Forrest Gump, yang sama-sama berlatar belakang sejarah. Keduanya merupakan novel bestseller dan telah diadaptasi menjadi film. Kedua tokoh utama yang tidak disangka-sangka (Forrest Gump seorang idiot savant dan Allan seorang pria ringkih berumur 100 tahun) menjadi bagian dalam sejarah dan berkawan dengan tokoh dunia seperti Mao Tse-tung.

Walaupun penuh dengan kisah politik dan sejarah, namun novel ini tidak membuat bosan (kecuali pada bagian awal yang cukup menguji kesabaran seperti yang telah saya sebutkan). Kita akan dibuat tertawa terbahak-bahak karena humor satir yang memenuhi seluruh cerita, tokoh-tokoh dunia yang dikerjai habis-habisan seolah-olah kita akrab sekali dengan mereka, serta beberapa negara yang kebobrokannya disindir oleh Jonas Jonnason termasuk Indonesia. Ya, bagian ini yang menarik buat saya. Berlatarkan Bali, kita akan dibuat miris dengan Indonesia yang diceritakan merupakan negara korup kelas kakap dan apa-apa bisa dibeli dengan uang, termasuk ijazah dan status walikota. Nonsense? Ya nggak apa-apa, fiksi bukan?

Pada saat menulis ulasan ini, saya sempat mencari beberapa referensi dan menemukan bahwa di balik suksesnya novel ini, ternyata Jonas Jonasson merupakan seorang pecandu alkohol yang cenderung psikopat. Istrinya ternyata seorang Tionghoa berdarah Indonesia yang memiliki andil cukup besar dalam isi novel ini namun sama sekali tidak dicantumkan namanya. Jonas Jonasson menceraikan sang istri yang bernama Alex Tjoa ini setelah anak mereka yang bernama Jonathan lahir dan tidak mengizinkan Alex dan Jonathan bertemu. Petisi #savejonathan dan berita-berita tidak menyenangkan mengenai Jonas Jonasson pun muncul. Terlepas dari itu semua, mari kita nikmati saja karya cerdas berjudul The 100-Year-Old Man Who Climbed Out Of The Window And Disappeared ini.

Novel ini bukan untuk orang-orang yang hidupnya serius melulu, karena jika mereka membaca buku ini mereka akan berkata “Ini novel sampah”. Novel ini akan cocok untuk orang-orang yang memiliki selera humor di berbagai level, nggak terkecuali dengan kita yang terbiasa dengan humor receh ala @dagelan. Karena seluruh humor yang ada dalam novel ini akan berkata “Why so serious?” pada mereka yang berkata “Ini novel sampah.”

Salam,
Yola.

(Sumber Foto : Dokumen Pribadi Yola)

You Might Also Like

0 Komentar