Atikah Ishmah Winahyu: Passion Itu Penting

15.07


Kuliah seharusnya tidak hanya sekadar duduk mendengarkan dosen dalam ruang-ruang bersekat. Tapi, sebagai media untuk mengembangkan diri dan memulai mencari tahu apa yang menjadi passion kita. Seperti Atikah, mahasiswi Sastra Jepang yang menemukan passionnya dalam bidang bisnis dan menulis. Berawal dari bergabung dalam organisasi Wirausaha di kampus, akhirnya memecut Atikah untuk membangun bisnis Carino Coat. Yuk, simak obrolan Zahra bersama perempuan yang akrab disapa Tika berikut ini.
                   
Halo, Atikah! perkenalan dulu, dong ke pembaca Saturday Corner tentang siapa Atikah dan rutinitasnya sehari-hari?

Halo, halo. Perkenalkan, saya Atikah biasa dipanggil Tika, mahasiswi semester akhir jurusan Sastra Jepang UB 2012. Rutinitas sehari-hari, ya, hmm. Berhubung sekarang udah semeter tua, jadi sering ke perpustakaan ngerjain skripsi, selain itu lagi kerja sambilan juga jadi content writer di salah satu website tentang traveling, sama kadang ngurusin pesenan Carino coat.

Ceritakan dong bagaimana awalnya Atikah tertarik membangun bisnis Carino Coat?

Awalnya dapet ide buat bikin Carino Coat gara-gara seneng liat drama Korea. Orang Korea kan sering pake coat gitu dan menurutku itu keliatan keren. Aku sempet pengen punya dan waktu aku ke Surabaya lihat-lihat coat import, kok harganya mahal-mahal, alhasil nggak jadi beli. Hehe. Terus waktu aku lihat di internet, ada online shop yang terima pesenan bikin coat. Harganya waktu itu 250ribuan. Pas barangnya sampe, sebenernya jahitannya bagus cuma sayang dia kurang rapi karena nggak dikasih furing, label, dan packaging-nya juga tas plastik gitu.


Nah! dari situ dapet ide gimana kalau terima pesenan kayak gitu tapi bikin barangnya lebih bagus dan rapi. Akhirnya aku coba ajuin PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) di kampus dan ternyata lolos. Dari uang itu aku beliin bahan dan bikin beberapa percobaan dengan beberapa penjahit sekitar rumah. Lalu, aku belikan packagingnya sama perlengkapan lainnya. Jadi deh Carino coat. Walaupun hasilnya nggak begitu banyak tapi prinsipku yang penting dijalanin dulu sambil belajar.

Salah satu Coat bikinan Atikah
Semuanya memang ada prosesnya, ya dan menarik sekali bisa konsisten sampai sekarang, Tika. Oh ya, apa sih makna passion bagi Tika?

Menurutku passion itu penting karena passion mempengaruhi keikhlasan hati kita untuk melakukan sesuatu. Paling bahagia itu kalo bisa kerja sesuai passion. Karena suka, jadi melakukannya dengan bahagia dan tanpa beban. Kerjanya ikhlas hasil pun jadinya bagus.

Iya, benar banget tuh. Tapi ada juga, lho orang yang kerja tidak sesuai passionnya. Dari rutinitas yang beragam, apa sebenarnya passion Tika?

Iya, kadang apa yang harus dijalani nggak sesuai sama yang diinginkan. Hehe. Hmm, aku suka nulis makanya kegiatan sehari-hariku lebih banyak jadi content writer, nulis di blog, atau nulis FF. Tapi, dari ngerjain Carino Coat, aku juga jadi suka beli-beli kain. Rasanya pengen banget bisa bikin baju atau kerajinan tangan dari kain sendiri. Tapi karena belum bisa jahit, jadi masih berangan-angan. Rencana pengen belajar jahit juga.

Oh ya, pasti banyak yang bertanya, Tika kuliah jurusan Sastra Jepang tapi otaknya lebih ke bisnis, bagaimana Tika menanggapinya?

Hehe, itulah kenapa tadi aku bilang passion penting buat aku. Dulu sebelum masuk kuliah nggak berpikir panjang mau belajar apa/ambil jurusan apa. Jadilah coba-coba ambil Sastra Jepang karena pengen nambah pengetahuan di bidang bahasa dan karena banyak beasiswa ke Jepang.

Dulu juga nggak pernah ada pikiran mau masuk di dunia bisnis. Tapi pas udah masuk kuliah dan gabung organisasi wirausaha jadinya ngerasa kurang nyaman sama jurusan yang diambil malah lebih sreg ke bisnisnya. Tapi aku berusaha biar kuliah tetep jalan, toh ilmu bahasa Jepangnya bisa tetep aku pake mungkin suatu saat kalo ada kesempatan ke Jepang (amin) atau ada yang butuh diajarin bahasa Jepang.


Yap! tetap menjalani apa yang sudah menjadi pilihan dan mengembangkan diri melalui bisnis coat, asik banget. Untuk memulai bisnis kan tentunya butuh modal dan kesiapan yang matang, bisa diceritakan dari mana Tika dapat modal dan apa yang Tika persiapkan untuk memulai bisnis coat?

Modal waktu itu full dari PMW yang aku ajukan ke Rektorat. Jadi memang pas ada penerimaan PMW, aku langsung bikin proposal. Kebetulan di organisasi, teman-teman udah banyak yang lolos dan banyak yang bikin juga. Mereka yang kasih support aku buat bikin bisnis.

Awalnya nggak nyiapin apa-apa. Hehe. Cuma bondo nekat dan mimpi aja. Karena liat temen-temen kanan-kiri udah banyak yang punya usaha, jadi nafsu juga pengen punya. Kalo nggak ngerti tanya mereka dan alhamdulillah mereka nggak pelit buat berbagi ilmu.

Bergabung di organisasi wirausaha memang memecut kita untuk punya bisnis juga, ya. Ketika Carino Coat sudah lahir, bagaimana reaksi orang-orang? Sasaran Tika dalam bisnis coat ini siapa sebenarnya?

Reaksi orang-orang terdekat sih support banget. Banyak yang kasih masukan. Di bulan-bulan awal muncul alhamdulillah satu, dua pesanan datang. Dulu waktu masih pertama aku sempet keliru pake penjahit. Kalau biasanya orang habis beli di online shop terus barangnya cocok, otomatis mereka bakal kasih testimoni "Mbak barangnya udah dateng. Suka deh bagus banget" aku nggak dapet testi seperti itu sampai beberapa orderan. Lalu dari situ aku mikir dan coba cari tempat lain. Alhamdulillah akhirnya nemu yang cocok dan bahkan ada yang balik lagi.

Waktu masih berupa ide atau rencana bisnis, targetku mahasiswa sama anak sekolah yang suka korea-korea-an. Tapi setelah usaha jalan, ternyata aku salah besar. Costumer lebih banyak mbak-mbak yang udah bekerja. Ada juga ibu-ibu. Mahasiswa cuma sepersekiannya aja. Mungkin karena harga 250 ribu masih tinggi buat mahasiswa apalagi merek-ku belum terkenal.

Iya, 250 ribu itu bukan harga mahasiswa apalagi mahasiswa yang ngekost. Haha. Adakah tokoh yang menginspirasi Tika dalam bidang wirausaha/bisnis?

Nah! itu. Tapi, harganya memang segitu. Ongkos produksinya yang agak mahal. Karena penjahitnya freelance. Dulu karena masih belum paham dunia wirausaha dan belum tahu siapa aja pegiat wirausaha, tokoh yang jadi inspirasiku itu temen sendiri. Namanya mas Miftah anak Fakultas Peternakan 2011.

Seberapa besar pengaruh tokoh tersebut terhadap bisnis coat Tika?

Nggak besar-besar amat kok. Cuma dari segi semangat aja. Karena liat dia dan usahanya, aku jadi mikir, kalau dia bisa kenapa aku enggak? Dia bener-bener mulai usaha dari bawah, bukan orang berada, ayahnya udah nggak ada. Tapi dia bisa kuliah sampai beli rumah sendiri dengan kerja kerasnya.

Kalau pengaruh dalam hal membantu, ngasih saran dan lain-lain, ada banyak banget. Ada yang mau jadi fotografer sama model dengan cuma dibayar pake traktiran makan, ada yang bikinin website, ada yang jadi penasehat, kayak mamaku juga bantu promosi ke ibu-ibu di kantor papa. Jadi, bantuan dari sana sini. Hehe

Bagi Atikah, apa sih yang paling penting dalam memulai bisnis?

Kalau dalam memulai, yang paling penting itu niat atau semangat dan action. Karena rencana cuma bakal jadi wacana kalau nggak ada action.

Apa yang membuat Tika terus konsisten dalam bisnis coat?

Sebenernya sempet nggak konsisten juga. Beberapa bulan lalu Carino coat vakum gara-gara aku terlalu sibuk KKN dan jadi Content Writer. Yang bikin tetep mau lanjut usaha ini itu karena pas vakum ada beberapa orang yang nyari, ada rasa 'eman' juga karena aku udah melangkah walaupun belum terlalu jauh, udah ada segelintir orang yang ngerti aku 'oh, Atikah yang Carino coat itu ya' jadi pikirku kalo aku fokus dan lebih niat lagi pasti melangkahnya bisa lebih jauh.
Paling utama karena support dari orang-orang di sekitarku.

Apa makna hari Sabtu bagi Tika dan biasanya apa kegiatan Tika di hari Sabtu?

Sabtu itu family time. Hehe. Kalau masih aktif kuliah biasanya aku sisain Sabtu dan Minggu full di rumah.

Berani mengambil risiko terjun di dunia bisnis tak membuat Tika meninggalkan apa yang telah menjadi pilihannya untuk kuliah Sastra Jepang. Bagi Tika, yang paling penting adalah passion. Dengan tahu apa yang menjadi passionnya, maka menjalaninya pun dengan senang hati dan tidak menjadikan itu sebagai beban. Selagi masih muda, mari cari tahu passion kita dan mulai mengembangkan diri dengan terus konsisten menjalaninya. Sebab dengan memulai melakukan apa yang kita suka, kita akan menjalani prosesnya dengan perasaan senang, dan menuai hasil yang memuaskan.

Jika teman-teman pembaca Saturday Corner ingin tahu lebih tentang keseharian Atikah, kalian bisa sapa di instagramnya @atikah_winahyu dan jika tertarik memesan coat buatan Atikah, bisa kunjungi instagram @carino_coat dan website carinocoat.com.

Semoga hari Sabtu kita semua menyenangkan.

Salam,
Zahra.

(Sumber Foto: Dokumen Pribadi Atikah)

You Might Also Like

0 Komentar