Semacam Ucapan Selamat Pada Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti-nya Banda Neira
16.17
Mendengarkan
Banda Neira dari tahun 2013 adalah piihan terbaik dalam kegiatan mendengarkan
musik saya sejauh ini. Saya ngefans sekali dengan duo yang katanya lebih senang
disebut band ini. Rara Sekar dan Ananda Badudu berhasil menghadirkan lagu-lagu sederhana
dengan lirik dekat dengan keseharian serta sangat puitis. Sempat pada
tahun 2014 Banda Neira manggung di Malang, namun saya berhalangan untuk nonton.
Pada tahun lalu, 2015, akhirnya saya bisa menyaksikan langsung di barisan depan
dua idola saya ini. Rasanya? Senang sekali. Saya bernyanyi sambil terkadang
berkaca-kaca saat itu, saya hapal seluruh lirik lagu mereka layaknya lirik-lirik tersebut akan menjadi soal Ujian Akhir Semester.
Pada
tahun ini, Banda Neira merilis album kedua mereka berjudul “Yang Patah Tumbuh
Yang Hilang Berganti”. Dari judulnya saja saya yakin, kali ini saya akan
semakin dibuat jatuh cinta dengan nelangsa riang ala Rara Sekar dan Ananda
Badudu. Saya menunggu, menunggu, menunggu. Pelan, pelan kami para penggemarnya
disuguhi teaser-teaser. Seperti “Matahari
Pagi” yang kini keseluruhan video klipnya bisa dinikmati melalui kanal Youtube: Banda Neira.
Kalau
saya baca dari Instagram Banda Neira, mereka sendiri masih nggak percaya bisa
memiliki sebuah video klip dari lagu mereka. Sungguh rendah hati memang. Hal inilah
yang saya favorit kan dari mereka dari dulu. “Matahari Pagi” diisi oleh
perjalanan Rara Sekar dan Ananda badudu melewati pegunungan, duduk-duduk di
depan tenda sembari gitaran dan menulis lirik lagu, hingga menelusuri danau.
Matahari Pagi
Hangat dan menerangi
Dunia yang gelap
Hati yang dingin
Perlahan berganti
Menjadi bahagia
Hangat dan menerangi
Dunia yang gelap
Hati yang dingin
Perlahan berganti
Menjadi bahagia
Baru
saja saya dibuat terkesan dengan “Matahari Pagi”, Banda Neira membagikan 3 dari
ke-15 lagu dalam album“Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti” yang akan dirilis di
bawah label Sorge Records tersebut. Ketiga lagu tersebut antara lain “Yang
Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti”, “Pelukis Langit”, dan “Sampai Jadi Debu”.
Dari ketiganya, saya memfavoritkan “Sampai Jadi Debu”. Kenapa? Selain teramat
sendu dengan lirik yang romantisnya sadis sekali, lagu ini juga berkolaborasi
dengan salah satu komponis favorit saya, Gardika Gigih. Ketiga lagu-lagu ini
dapat teman-teman dengarkan dalam Soundcloud mereka disini.
Badai Tuan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman ada bersama mu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman ada bersama mu
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
Dalam
album ini, Banda Neira nampaknya bersenang-senang dengan berkolaborasi bersama teman- teman musisi lain selain Gardika Gigih, ada juga Layur, Jeremia Kimosabe, hingga Leilani Hermiasih! Masih banyak lagi teman-teman musisi lain yang tidak kalah kerennya dan beberapanya juga pernah bersama-sama tampil dalam konser tersendu tahun 2015 lalu yaitu “Kita Sama-sama Suka Hujan”.
Ohiya,
hari ini Banda Neira mengadakan pesta rilis kecil-kecilan untuk album kedua ini
loh. Acaranya bertempat di PGP Café, namun katanya, tiket pesta rilis yang dijual seharga Rp
100.000 ini sudah habis terjual. Selamat dan semoga saja acaranya berjalan
lancar, ya!
Sebagai penutup, semoga teman-teman yang belum pernah mendengarkan Banda Neira sebelumnya bisa merasakan kebahagiaan sederhana dengan mulai mendengarkan lagu-lagu mereka. Serta teman-teman yang sudah lama ngefans dengan Banda Neira, mari kita sama-sama mendoakan semoga “Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti” menjadi album yang baik dan sukses. Aamiin.
Salam,
Yola.
0 Komentar