Rizki Nasution: Memotret Mimpi Anak-anak di Kelas Inspirasi

12.00


Jika saja ada seorang random di tengah jalan yang tiba-tiba mendatangi saya dan bertanya mengenai seorang Rizki Nasution, mungkin hal pertama yang saya bayangkan adalah seorang pria yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri berjongkok atau menunduk-nunduk menangkap objek-objek kecil di sekitarnya, entah itu bunga atau serangga dengan kameranya. Mengenal pria kelahiran 30 Juli 1994 ini sejak SMK, mungkin, memang begitulah sekelebat gambaran yang ada di kepala saya sampai saat ini. Namun, saat ini Rizki akan menceritakan sisi berbeda dari gambaran dirinya yang saya sebut diatas. Tentang kegiatannya sebagai seorang relawan di Kelas Inspirasi, momen bersama anak-anak yang berkelakar akan keikhlasan dirinya yang menjamah hingga pelosok Sekolah Dasar di Kota Bandung.

Halo, Ki! Kenalan dulu dong sama pembaca Saturday Corner siapa sih seorang Rizki Nasution itu dan lagi sibuk kegiatan apa aja nih?

Saya seorang mahasiswa tingkat akhir sebuah universitas swasta di kota kembang. Sibuk TA, indeed, dan karena sudah tingkat akhir otomatis nggak ada kelas perkuliahan lagi, jadi sebagian besar waktu kosong saya gunain untuk ikut seminar dan pelatihan, ya itung-itung penuhin CV hehe. Juga karena punya ilmu di film-making, beberapa bulan kemarin sempat buka start up creative studio bareng temen.

Kebanyakan ikut seminar dan pelatihan di bidang apa sejauh ini? Ceritain dong tentang creative studionya.

Akhir-akhir ini fokus di beasiswa baik dalam dan luar negri, seperti ikut beberapa pameran seminar internasional, ikut pelatihan IELTS, ikut berbagai diskusi mengenai LPDP, selebihnya saya lebih banyak mengikuti workshop yang sesuai dengan minat saya di industri kreatif dan manajemen bisnis. Kalau creative studio ada dua, yang pertama iStudio, bareng temen sefakultas dan gagal total haha. Yang kedua Akemi Creative Studio, yang ini persiapan kami lebih matang, lebih punya koneksi di berbagai perusahaan, bargaining skill dengan pemimpin perusahaan juga ada, jadi alhamdulillah lancar.

Cool! Ohiya katanya baru lolos seleksi yang ketiga kalinya jadi dokumentator di Kelas Inspirasi Bandung ya, Ki? Ceritain dong awalnya bisa ikutan Kelas Inspirasi Bandung khususnya di bidang dokumentasi.

Alhamdulillah iya, awalnya dua tahun lalu dapet info ada kegiatan sosial semacam Indonesia Mengajar di Bandung, kebetulan senior kenal saya punya hobi di bidang foto dan videografi, jadi nothing to lose daftar sebagai dokumentator, eh taunya di terima jadi videografer haha.

Terus-terus aktivitas dan kegiatan belajar mengajar disana seperti apa, Ki? Di daerah mana aja sejauh ini?

Pertama ada dua jenis relawan, inspirator dan dokumentator. Inspirator tugasnya menjadi guru sehari menggantikan guru-guru SD. Jika ingin menjadi relawan inspirator sebaiknya sudah memiliki perkerjaan, baik pegawai negri, arsitektur, manajer, ilmuan, pemilik usaha dan lain-lain. Kalau relawan dokumentator tugasnya sebagai perekam kegiatan di hari H Kelas Inspirasi, mengabadikan momen-momen dalam bentuk video dan gambar. Dokumentator dibagi dua, fotografer dan videografer.

Kalau aktivitasnya, para inspirator diharuskan mengajar anak-anak SD seputar pekerjaan mereka, misal arsitektur, dia harus memperkenalkan anak-anak SD jadi arsitek itu ngapain dan apa saja kerjanya. Poinnya bagaimana meninggikan mimpi dan cita-cita anak SD melalui pekerjaan-pekerjaan yang dimiliki para inspirator. Untuk daerah, disebar di berbagai SD di satu kota, selama dua kali menjadi dokumentator saya selalu kedapatan di SD pelosok Bandung hehe.




Anak-anak di pelosok yang pernah Rizky temui selama menjadi dokumentator Kelas Inspirasi kecendrungannya punya mimpi dan keinginan belajar yang tinggi nggak?

Pasti ada margin, setiap kesempatan selalu saya coba intim ke mereka, kebanyakan dari mereka punya cita-cita sederhana saja, antara artis dan pemain bola. Tapi untuk semangat belajar anak-anak pelosok juga bisa bersaing kok.

Ceritain momen-momen yang paling memorable selama kegiatan Kelas Inspirasi Bandung dong, Ki.

Momen bareng anak SD yang memorabel itu di Kelas Inspirasi Bandung ke-3, ada beberapa anak yang ngotot minta diajarin pakai kamera, sampai beberapa hari setelah hari Kelas Inspirasi itu dia neror saya pakai telpon ngotot minta diajarin. Untuk momen bareng sesama dokumentator, ada satu videografer di Kelas Inspirasi Bandung ke-3 ternyata dia senior saya di universitas, satu asal juga dari Medan dan ternyata satu sekolahan juga di SMK haha. Terakhir, momen bareng inspirator, nah, ini yang paling penting. Saya yang statusnya cuma mahasiswa dikasih kesempatan untuk kenalan sama pejabat-pejabat perusahaan, pebisnis hebat, sampai seniman-seniman terkenal. Koneksi yang saya dapatkan begitu bermanfaat baik untuk dunia kerja, maupun hal-hal lain.

Ini dia, anak berkacamata yang 'meneror' Rizki. Hahaha.
Oh iya, menurut Rizki arti relawan itu apa dan rasanya jadi relawan selama ini itu gimana?

Arti relawan buat saya? Saya juga bingung haha, saya niat untuk membantu anak-anak SD itu, saya bersedia bolos kuliah, saya ikhlas membuat film dokumenter tentang mereka tanpa terima kasih pun. Walaupun saya tahu kemampuan saya sangat terbatas, tapi saya mau berbuat. Mungkin itu arti dari relawan, walaupun sadar tak banyak yang bisa diberikan tapi tetap mau berbuat nyata demi kepentingan manusia. Perasaan menjadi relawan, seperti ada dosa yang terangkat dari diri kita, serius nggak bohong. Saya benarkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lain.



Duh bener banget, Ki. Eh, masih sering hunting foto makro nggak? Kok rasanya jarang update di Instagram lagi? Haha padahal favorit banget deh.

Haha iya uda jarang, gara-gara skripsi jadi cuma fokus disitu, kamera aja tergeletak satu semester di kamar. Btw, baru update lagi kok di Instagram kemarin.

Iyakah? Kelewat pandangan dari timeline nih berarti. Alasan suka foto-foto makro itu apa, Ki?

Pernah ada di postingan blog, makro itu gimana kita ngeliat sesuatu dari perspektif lain. Misalnya, kita tahu bunga itu indah, tapi nggak tau banyak yang bisa di eksplor di satu tangkai bunga. Ditambah lagi buat seorang introvert to enjoy every little thing itu udah jadi habbit. Itu yang buat saya suka sama fotografi makro.

So, you admit yourself as an introvert one ya, Ki? Hahaha. Kemarin juga sempet tuh, ngeliat postingan yang Rizki masuk jadi kontributor atau apa gitu kalo nggak salah ya di Instagram yang isinya foto-foto makro semua? Eh, bener nggak sih *sotoy*

Indeed, haha. Yap, aku punya temen Instagram di India yang sama-sama suka makro dan dia juga punya temen Instagram orang Indonesia. Jadi aku dikenalin ke si Indonesia ini, ternyata dia jadi moderator grup makro di seluruh negara dan dia suka karya-karya aku. Dia invite aku untuk jadi moderator juga di grup makro itu.



Gila, udah go internasional aja ya hahaha. Terakhir nih, hari Sabtu itu ada makna tersendiri nggak buat Rizki?

Do something awesome day! Prinsipnya, Sabtu itu hari aku ngelakuin apa yang bener-bener freedom. Freedom disini, Sabtu jadi hari untuk munculin ide-ide baru dan aku nggak akan bales Line, Whatsapp, SMS atau BBM dari siapapun yang nanya soal tugas, skripsi, apapun yang berbau masalah di hari Sabtu, balesnya baru besok. Oh iya, pacaran termasuk do something awesome juga haha.

Seperti Rizki yang membenarkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lain melalui tindakan nyata, dengan menangkap mimpi anak-anak disana menjadi abadi. Rasanya dibutuhkan keikhlasan lebih, keinginan kuat, dan pengorbanan waktu untuk berbagi bukan hanya materi namun ilmu untuk orang lain yang membutuhkan. Ah, saya masih sangat jauh dari itu. Bagaimana dengan kalian?

Teman-teman dapat berkenalan dengan Rizki lewat Instagramnya @rizumaki dan mengunjungi blognya di getlostfromlife.com

Selamat hari Sabtu!

Salam,
Yola.


(Sumber Foto: Dokumen Pribadi Rizki)

You Might Also Like

0 Komentar