Perfect Sense: Keindahan Yang Sempurna
12.33
Apa
yang membuat kau jatuh cinta dengan seseorang?
Apakah
karena pandanganmu jatuh kepada sepasang matanya yang indah?
Apakah
karena aroma tubuhnya yang menempel di bajumu?
Tapi,
bagaimana jika suatu waktu yang tak terduga kau kehilangan indera satu persatu.
Bagaimana
jika kau tak lagi bisa menikmati sepasang matanya yang indah?
Bagaimana
jika kau tak lagi bisa membaui aroma tubuh kekasihmu?
Apakah kau masih bisa mencintainya?
Perfect Sense menceritakan tentang drama
romansa Michael (Ewan McGregor) dengan Susan (Eva Green) di tengah wabah epidemik
yang merupakan awal dari kekacauan di dunia. Pertemuan mereka berawal dari
Michael yang meminta rokok dan korek kepada Susan yang sedang menelepon di
apartemennya. Michael adalah seorang koki di sebuah restoran dekat apartemen
Susan. Sementara Susan seorang ahli epidemiologi. Scene pertemuan mereka begitu klise dan akhirnya membuat mereka saling
jatuh cinta.
Wabah epidemik yang melanda dunia saat itu membuat semua manusia pelan-pelan kehilangan indera mereka satu demi satu. Setiap mengalami kehilangan salah satu indera mereka, selalu ada gejala seperti hasrat yang begitu kuat. Pada awalnya, orang-orang dilanda rasa sedih dan mulai menangis. Lalu, tiba-tiba rasa sedih mereka hilang, setelah itu mereka tak lagi bisa membaui aroma. Mereka kehilangan indera penciuman. Beberapa dari manusia mulai merindukan bau busuk. Tidak ada suara tangisan yang keras yang ditampilkan dalam film ini, melainkan hanya ekspresi wajah orang-orang yang menangis bersamaan karena dilanda rasa sedih yang tak diketahui penyebabnya.
“Kayu
manis mungkin mengingatkanmu akan celemeknya nenekmu. Aroma potongan jerami mungkin
membuat seorang anak yang memiliki ketakutan akan sapi menjadi terbangun.
Minyak Diesel mungkin akan membangkitkan kenangan penyeberangan pertamamu dengan
feri. Tanpa bau lautan, bayangan masa lalu akan menghilang.”
Kutipan kalimat di atas adalah salah satu
yang menjadi kekuatan dalam film ini karena ada seorang narator yang tak terlihat
menceritakan apa yang sedang terjadi di dunia.
Tidak banyak yang berubah ketika
orang-orang kehilangan indera penciuman mereka, selain mulai menerima diri mereka
yang tak lagi bisa membaui aroma. Hidup terus berlanjut. Orang-orang bilang wabah
itu menular, tapi bahkan para ilmuwan pun tidak mengetahui nama penyakit tersebut.
Serangan berikutnya yang melanda manusia adalah kepanikan dan kecemasan yang
tak terkontrol. Kepanikan itu diikuti dengan mereka yang selalu merasa lapar dan
haus. Orang-orang menjadi kacau dan memakan semua yang ada di sekitar mereka. Namun,
tiba-tiba saja serangan itu hilang, orang-orang kembali tenang dan manusia kehilangan
indera perasanya.
Hidup masih terus berlanjut.
Bahkan ketika manusia mulai kehilangan indera
penciuman dan perasanya. Meskipun orang-orang tak lagi berselera dan tertarik untuk
makan di restoran. Tapi, Michael sebagai seorang koki bersama teman-temannya mulai
menyesuaikan makanan mereka dengan kondisi saat itu. Mereka menyajikan makanan dengan
tampilan yang lebih menarik dan menggugah selera meskipun tanpa rasa dan aroma.
Makanan dibuat lebih asin, lebih manis, lebih asam, dan minuman dibuat dengan warna-warna
yang lebih cerah.
Film yang dirilis tahun 2011 ini tidak hanya
menampilkan hubungan percintaan antara Michael dan Susan, tapi juga memperlihatkan
bagaimana reaksi manusia ketika mengalami kehilangan. Romantis dan ironis sebenarnya.
Saya suka menonton film dengan tema cinta yang dikemas dengan tidak biasa. Apalagi
film Perfect Sense ini bergenre drama-romance-sci-fi.
Mungkin bagi beberapa orang scene
dalam film ini terkesan aneh. Seperti scene
yang menampilkan Michael dan Susan telanjang di dalam bathtub dan memakan sabun mandi sambil tertawa. Scene yang lucu, aneh, tapi romantis. Bagi
saya keanehan itu yang membuat film ini memperlihatkan keindahan yang sempurna.
Mereka kehilangan indera penciuman dan perasa, tapi tetap melanjutkan hidup dan
saling mencintai. Hidup terus berlanjut sebab mereka masih punya harapan bahwa mereka
akan baik-baik saja, hanya perlu beradaptasi dan menerima kehilangan.
“Without
love there is nothing.”
Oh ya, bagi teman-teman pembaca Saturday
Corner yang menyukai film dengan genre romance
yang dikemas dengan science-fiction,
saya sangat merekomendasikan untuk menonton film ini. Apalagi kan bulan Februari
ini adalah bulan penuh cinta, katanya. Menjelang 14 Februari yang merupakan
hari Valentine, tidak ada salahnya jika kalian membuang waktu kalian untuk
menonton film Perfect Sense.
Jadi, apa yang membuat kau jatuh cinta
dengan seseorang?
Salam,
Zahra
0 Komentar