Rain Chudori: My Love For Literature Began At Home
15.20
Perempuan muda
yang berkecimpung dalam dunia menulis ini lahir dari keluarga sastrawan Leila
S. Chudori dan Yudhi Soerjoatmodjo, seorang fotografer jurnalistik. Ia banyak
dikenal setelah menulis cerita-cerita pendek yang terbit di berbagai media
seperti The Jakarta Post, The Jakarta
Globe, dan Tempo. Ia juga salah seorang pemeran utama film Rocket Rain. Perempuan yang akrab
disapa Rain membawa Sastra Indonesia ke ranah Internasional dengan kumpulan
cerpen berbahasa Inggris dengan judul Monsoon
Tiger and Other Stories yang terbit pada Desember 2015. Yuk, simak obrolan Saturday Corner bersama Rain Chudori di tengah kesibukannya mengerjakan beberapa deadline.
Halo,
Rain, bisa perkenalkan siapa sebenarnya Rain Chudori kepada pembaca Saturday
Corner dan apa kegiatannya akhir-akhir ini?
I'm Rain Chudori, a writer, translator, and founder of murmur house. Lately, I've
been writing my next book, running themurmurjournal.com, and researching for my
film thesis.
Ceritakan
dong, bagaimana awalnya Rain menyukai menulis? Apakah karena ibu Leila Chudori
yang juga seorang penulis?
Yes,
my love for literature began at home. My parents always emphasized the
importance of reading,
and we have a home library.
Oh
ya, saya membaca buku Monsoon Tigers and Other Stories. Saya menyukainya dan
tenggelam dalam dongeng-dongeng yang kamu tuliskan. Seperti cerita Taman Gajah
yang membawa saya kembali ke masa kecil. Saya
ingin tahu, bagaimana cara Rain menggali ide ketika menulis?
Thank
you so much. Everything around me becomes a foundation of my stories. I collect
experiences and emotions, and craft them into fiction.
Mengapa
Rain memilih menjadi seorang penulis?
It
wasn't really a choice, I gravitated naturally to this direction. I wrote, a
lot, as a child and I just continued writing.
Siapa
yang menginspirasi Rain untuk terus menulis?
My
mother, and all the other great women writers.
Bisa
diceritakan, siapa penulis perempuan itu yang menginspirasi Rain dan seberapa
besar pengaruhnya terhadap tulisan Rain?
Isabelle
Allende, Francois Sagan, Anais Nin – their writings are eloquent and shows no
fear in matters of the heart.
Bagi
Rain, apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang penulis selain tentunya
menulis dan membaca?
Menulis
dan membaca adalah cara paling penting untuk menjadi penulis. Ditambah dengan,
banyak berbagi pikiran dengan penulis dan pembaca lain. banyak belajar, tentang
apapun. Go to museums and art galleries. Go to discussions and seminars. Go to
the cinema and the theater. Watch, listen, read, then write.
Apa
yang membuat Rain terus menulis sampai sekarang?
I
love writing and I love books. Hahaha.
Bisa
diceritakan tentang themurmurjurnal.com?
Murmur
is a literary community and journal. we publish a journal once a year, and
right now we're moving to a web platform. We publish columns, short stories,
essays, poetry, illustrations, and photo essays. For more info you can read at
themurmurjournal.com in the about page.
Oke, I will read it. Oh
ya, apa kegiatan yang disenangi Rain selain menulis?
Reading
books, watching films and documentaries, listening to classical music, having
coffee with my friends, spending time with my boyfriend.
Di
tahun 2016 ini, Rain sudah membaca berapa buku dan buku apa saja itu?
I
don't really keep a record of books I've read per month (I really should
though!)
I've
read Alice Munro's too much happiness, Javier Marias' when i was mortal, Mario
Vargas llosa's bad girl (reread), Alain de Botton's weekend at the airport. That's
fiction.
For
nonfiction:
Purity
in Danger (Mary Douglas), Interpretation of Dreams (Freud), Matter Out of Place
(Ben Campkin), Visual and Other Pleasures (Laura Mulvey).
Most
of The Nonfiction are film theory books since I'm a film studies student.
Waaah!
Apakah Rain membaca buku karya penulis Indonesia juga dan buku apa saja itu?
Iya,
baca. My
mom's (of course), Laksmi Pamuntjak, Maggie Tjoakin, Sapardi, Joko Pinurbo, Aan
Mansyur.
Penulis
perempuan muda yang menerbitkan kumpulan cerpen berbahasa inggris. Jarang ada
yang seperti itu, mengapa Rain memilih menulis cerita dengan bahasa inggris?
Bahasa
hanya medium.
Oh
ya kalau film, Rain suka menonton film apa?
Wah
banyak sekali. I'm
a film student, so I try to watch several films per week.
Film
yang baru ditonton Rain apa?
I
watch a lot of films & documentaries. Yesterday I watched a russian
documentary (Interpretation of Dreams), A Documentary on Goya, I watched
Damage, and I watched Ozu's Tokyo Story.
Bagaimana
pendapat Rain mengenai penulis perempuan yang ada di Indonesia?
Menurutku
masih sedikit jumlah penulis perempuan Indonesia. Hopefully there will be more
women writers, because our perspective is often marginalized.
Hopefully! Untuk
buku Rain selanjutnya, apakah akan berupa kumpulan cerpen atau novel?
Novel.
Untuk
menutup obrolan bersama Rain Chudori, sesuai dengan judul blog Saturday Corner,
apa makna hari Sabtu bagi Rain dan apa kegiatan yang biasa dilakukan Rain pada
hari Sabtu?
Saturday
is the day I spend with my loved ones! Usually, I have brunch and coffee with
my friends, then we would just talk or watch a film together. At night, we'll
have dinner and drinks.
When
I was in germany, I spent saturday with my boyfriend at the penthouse. We went
around the weekend market, shopping, reading, and then dinner, and drinks.
Meskipun bagi
Rain bahasa hanyalah media, tapi bercerita dengan bahasa Inggris membawa Sastra
Indonesia lebih mendunia. Jadi, buku tersebut tidak hanya diterima oleh kalangan
pembaca di Indonesia, pembaca dari luar pun bisa melahap buku itu tanpa
kesulitan mencerna bahasa yang disajikan.
Bagi teman-teman
yang ingin tahu lebih banyak mengenai keseharian Rain Chudori, silakan intip
instagramnya @rainchudori dan membaca tulisan-tulisan Rain di themurmurjurnal.com
Semoga dengan
terbitnya buku Monsoon Tiger and Other Stories akan melahirkan banyak penulis
perempuan muda di Indonesia.
Thank
you so much, Rain. Keep writing and I wait for your next book. Keep being
humble and welcome with pleasure your reader. I love your book!
Hope
to meet you in real life, someday!
Salam,
Saturday Corner
(Sumber
Foto: Dokumentasi Pribadi Rain)
0 Komentar