Interchange: Kekuatan Sebuah Foto
21.10"Ketika seseorang menangkap kita melalui lensa kameranya, disitulah jiwa kita terperangkap dalam sebuah foto."
Entah
apa judul film Indonesia yang saya tonton kali terakhir. Rasanya sudah lama
sekali. Selama ini, lebih senang membuang waktu menonton film dari luar
Indonesia dan kerap meremehkan film-film yang disuguhkan oleh negara sendiri. Dua
hari yang lalu, diajak teman untuk menonton film Interchange yang sebenarnya awalnya
kami berniat menonton Salawaku. Begitulah,
film keren selalu cepat diturunkan dari layar kaca bioskop.
Interchange. Sempat terlintas dalam benak
saya kalau film ini dari Hollywood. Ternyata saya mudah tertipu. Film
ini merupakan kolaborasi Indonesia dengan Malaysia. Penasaran sebelum menonton film
ini di bioskop, saya langsung berselancar ke internet membaca sinopsisnya dan menonton
trailer-nya. Saya tipe pemalas ketika
harus membaca sinopsis pun mengintip trailer
film yang akan saya tonton. Saya menyukai kejutan. Cukup dengan mengetahui genre film atau siapa yang
merekomendasikan untuk ditonton. Interchange adalah film Fantasy-Thriller berbau supernatural. Tanpa
ragu, Interchange langsung menarik minat saya, sebab genre itu salah dua favorit
saya.
Cerita
Interchange dimulai dari seorang fotografer forensik, Adam (Iedil Putra) yang merasa penat dengan rutinitasnya memotret tubuh
orang-orang yang dimutilasi. Ia pun mulai dihantui halusinasi yang membuatnya berhenti
sejenak dari rutinitasnya itu dan mengurung diri di dalam apartemennya. Dalam masa
mengasingkan diri dari melihat tubuh yang dimutilasi melalui lensa kameranya,
Adam bertemu dengan seorang perempuan muda misterius asal Kalimantan bernama
Iva (Prisia Nasution) yang tengah dirundung masalah. Ketika Adam berusaha membantu
Iva, ia tidak pernah menyangka dirinya terseret dalam penyelidikan kasus ritual
pembunuhan. Setiap kali terjadi pembunuhan, selalu ada negatif film yang hancur
berserakan. Adam menjadi penasaran dengan sosok Iva dan mulai menyelidiki kehidupan
Iva yang penuh keganjilan dan misteri yang mempertemukannya dengan makhluk
supernatural, Belian (Nicholas Saputra). Adam pun kembali hidup dan melakukan perjalanan
mencari negatif film yang hilang.
Ketika menonton
film yang rilis tahun 2017 ini, saya bertanya-tanya film ini mau menceritakan apa sebenarnya? Apa hubungannya
dengan makhluk supernatural menjelma burung yang diperankan oleh Nicholas
Saputra? Ada apa di balik ritual pembunuhan dan negatif film? Kenapa dengan kekuatan sebuah foto? Penasaran, kan?
Sebelum
tayang di Indonesia, film yang disutradarai oleh Dain Iskandar Said ini sudah diputar
dalam Festival Film Locarno ke-69 di Swiss dan juga masuk seleksi dalam Toronto
International Film Festival.
Saya
tidak ingin terlalu jauh membahas film ini. Saya hanya ingin mengabarkan film
keren yang mungkin sebentar lagi lenyap dari bioskop kesayangan kalian. Saya suka
dengan ide ceritanya, terlebih lagi sinematografinya. Namun, sutradaranya mengemas
film ini terlalu rumit, sehingga sulit dicerna. Jadi, kalau kalian ingin menontonnya,
tolong jangan sambil main ponsel.
Salam,
Zahra
*Sumber gambar: Google, terima kasih
0 Komentar